Selamat Datang di Indahnya Berbagi…

5 Juni 2012


PENCANANGAN BATIK SEBAGAI BUSANA NASIONAL  

Batik saat ini telah menjadi busana yang digemari banyak kalangan mulai dari anak-anak sampai dewasa, mulai dari kelas bawah sampai kelas atas. Mereka dengan bangga mengenakan busana batik tidak hanya sebagai busana ke pesta undangan namun juga sebagai busana kerja dan busana sehari-hari.
Tapi tahukah anda kapan batik dicanangkan sebagai busana Nasional ?

Pada tahun 1968 batik bersama kebaya dicanangkan sebagai pakaian nasional oleh Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu, Ali Sadikin, yang kemudian Bang Ali juga menetapkan batik sebagai busana wajib bagi jajaran pegawai kantor kota praja. Maka pada 1970-an, batik telah menjadi busana kebanggaan Kota Jakarta.
Seruan Bang Ali itu disambut hangat banyak kalangan yang kemudian menstimulasi Presiden Soeharto untuk ikut menetapkan batik sebagai busana kebanggaan nasional.
Untuk itu, para pemimpin negara anggota OPEC, dari Bill Clinton sampai Goh Chok Tong, ketika datang ke Indonesia juga ‘diharuskan’ mengenakan hem batik rancangan Iwan Tirta.
Pada Oktober 2006, Adidas meluncurkan produk-produk yang menggunakan batik dalam serial “Materials of the World-Indonesia”. “Materials of the World” adalah serial proyek Adidas yang menggunakan materi khas dari berbagai belahan dunia.

Puncaknya Pada Tahun 2010, batik ditetapkan sebagai warisan Budaya dunia oleh Perserikatan Bangsa-bangsa walau sebelumnya terdengar kabar bahwa Malaysia telah mematenkannya.
Dengan mudah kita mendapatkan produk-produk busana batik dan produk lainnya di pasaran dan jadilah dengan bangga kita mengenakan Busana Batik kesayangan. (Klik disini untuk mendapatkan Produk Busana Batik : www.pojokusaha.com)    



UMRAH SEBAGAI SOLUSI


Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah bukanlah sekedar ritual dan wisata ruhani semata tetapi pada hakekatnya sebuah proses penyucian menyempurnakan keislaman sesorang. Karena Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang ke 5.

Firman Alloh Ta'ala: "Karena Alloh, wajib untuk untuk manusia untuk menunaikan ibadah haji, yaitu bagi orang orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitulloh" (QS. Ali Imron (3) ayat 97).

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan Umroh karena Alloh". (QS Al Baqoroh (2) ayat 196).

4 Juni 2012



ASAL KATA BATIK DAN SEJARAHNYA


Batik merupakan bagian dari budaya Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi sebagai warisan nenek moyang (khusunya Jawa) yang sudah ada sejak lama.

Secara etimologi kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".

Pada masa lampau, perempuan Jawa menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu seperti yang dipakai oleh keluarga keratin Yogyakarta dan Surakarta.

Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB dan akhirnyasoleh UNESCOtelah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.




Mencari Baju Batik Cantik ? Klik disini : pojokusaha.com